Alexis de tocqueville : pencipta demokrasi
Kekuasaan ialah kekuatan sebagai bentuk potensi untuk mengatur suatu objek sesuai dengan kehendaknya. Kekuasaan didalam konteks pemerintahan bukan hanya bentuk hubungan tertentu antar manusia, bukan juga suatu gejala kehidupan bermasyarakat yang tidak ada sangkut pautnya dengan alam, melainkan sama dengan semua dimensi sosial dan dimensi alamiah lainnya. Seorang penguasa mempunyai wibawa yang mampu menunjang kemamapuannya dalam mengatur dan mengorganisasi banyak orang. Kemampuan tersebut seharusnya mampu memberikan sanksi nyata terhadap mereka yang melawan dan melanggar.
Dalam pandangan Tocqueville asal usul dan latar belakang bangsa Amerika memberi pengaruh yang sangat prnting terhadap suksesnya perkembangan demokrasi di Amerika. Seperti yang diketahui warga Amerika kebanyakan berasal dari imigran Inggris atau yang disebut Anglo-Amerika. Para imigran ini menginginkan kebebasan dan kesetaraan sesama pendatang baru dan dengan tujuan membentuk bangsa baru yakni Amerika.
Para pendatang ini memiliki semangat yang tinggi dan sangat antusias terhadap permasalahan politik. Jika di negara-negara tertentu, penduduknya tidak ingin menggunakan hak-hak politik yang diberikan undang-undang kepada mereka, tidak ingin memboroskan waktu demi perhatian kepada kepentingan bersama, namun tidak dengan penduduk Amerika yang menempatkan politik sebagai sesuatu yang utama.
Revolusi dan perang kemerdekaan Amerika sendiri berbeda dengan yang lainnya karena revolusi dan perang kemerdekaan Amerika dilandasi hasrat untuk menerapkan gagasan-gagasan para filsuf seperti Locke, Montesque, dan Rousseau yang telah merumuskan bahwa pemerintahan suatu negara hakikatnya merupakan suatu kontrol sosial.
Akibatnya jauh lebih mementingkan aktivitas politik dari yang lain, demokrasi di Amerika sudah berkembang menjadi tirani mayoritas yang sangat memprihatinkan. Meskipun sebenarnya demokrasi Amerika memberikan perlindungan yang sangat luas bagi kebebasan berbicara, pers dan beragama. Namun perbedaan pendapat akan mengalami penyensoran bahkan pengucilan. Perbedaan pendapat adalah wacana yang berkembang sebelum keputusan, namun harus ada kebulatan dan tidak ada suara lain setelah keputusan itu dikeluarkan oleh banyak orang.
Pada saat itu kekuasaan sebagian besar monarki absolut di Eropa pun tidak akan sepenuhnya dapat membendung pendapat-pendapat yang berseberangan dengannya. Pendapat-pendapat yang berbeda akan mendapatkan dukungan dari rakyat, kaum aristokrat, atau bahkan kalangan istana, jika yang dimaksudkan berbeda dengan pandangan awam. Artinya, dalam monarki selalu ada ruang- ruang untuk memperoleh perlindungan, sebuah kebebasan berpendapat masih ada diakui dan mendapat dukungan tertentu entah dari rakyat, aristokrat, atau bahkan istana. Tetapi, lain halnya seperti yang terjadi di Amerika, ruang-ruang tersebut tidak ada, semua melebur menjadi satu yakni mayoritas. Mayoritaslah yang menguasai seluruh aspek pemikiran dan tindakan, yang berhak membuat ataupun melaksanakan undang-undang.
Demokrasi Amerika merupakan demokrasi pertama dalam pengertian modern. Demokrasi di zaman Yunani memang sudah ada, namun itu adalah demokrasi kaum elit. Pada saat itu Plato sangat membenci demokrasi karena sifatnya yang jika bukan anarkis pasti medioker.
Munculnya demokrasi pertama kali di Amerika mengejutkan semua pemikir besar yang lahir di zaman itu, termasuk Marx. pada saat itu tidak ada yang muncul dengan membawa satu buku utuh tentang demokrasi. Lalu Tocqueville datang dengan bukunya dan itu merupakan sesuatu yang baru. Pemikiran, pandangan dan yang terutama metodenya dianggap suatu hal yang baru. Mengapa demikian? Karena kalau dilihat dari evolusi pemikirannya tentanag masyarakat, manusia dan negara, kelihatan bahwa perubahan ini selalu diawali dengan suatu pemikiran besar, yang dimana munculnya teori-teori besar tentang masyarakat, ekonomi dsb. Namun pada dasarnya teori-teori itu bersifat filosofis dan pada dasarnya adalah teori moral.
Pada abad ke-19 tocqueville adalah puncak pemikiran sosial. Sebenarnya di abad ke-17 dan ke-18, pemikiran sosial dan ekonomi sudah ada namun bersifat filosofis dan moral. Jika di abad ini mereka membahas apa yang disebut sebagai demokrasi, seperti marx dan hegel, biasanya mereka melihat itu hanya sebagai bagian dari suatu system besar. Ini merupakan system builders. Sebelum Tocqueville ada yang sedikit unik membahas demokrasi namun tidak secara khusus yaitu Montesquieu.
Jadi alur pemikiran ini sebenarnya dikembangkan lebih oleh Tocqueville dimana dia membahas dengan cara yang berbeda dari para pemikir besar seperti marx, hegel dan Montesquieu. Misalnya Marx, dia tidak pernah melakukan penelitian dalam pengertian empiris begitupun juga hegel yang menulis banyak hal bukan melalui penelitian lapangan. Tapi Tocqueville melakukan hal yang sama sekali berbeda. Tocqueville datang ke Amerika dengan sesuatu hal di kepalanya. Ia meneliti tentang penjara, orang hitam dan Indian. Tetapi ia mempunyai sesuatu hal yang lain. Apa yang ia lakukan adalah sesuatu metode baru dalam penelitian ilmu sosial saat itu. metode ini disebut sebagai metode empiris, dengan cara berfikir yang induktif.
Lalu apa yang dihasilkan oleh Tocqueville? Ia mulai meneliti tentang penjara. Ketika dia menulis tentang revolusi Perancis, ia mulai dengan meneliti arsip- arsip yang merekam jejak perubahan politik yang terjadi saat itu. Dia tidak memulai dengan asumsi besar. saat itu Tocqueville membalik pemikirannya yang melihat bahwa revolusi Perancis terjadi karena kemiskinan. Dia melihat bahwa setelah Prancis meningkat pesat tiba-tiba ada krisis kecil. Jadi istilahnya sekarang adalah revolution of rising expectation.
Tentang demokrasi di Amerika, Tocqueville adalah seorang aristokrat. Dia bangsawan, kelas menengah. Tocqueville cenderung menyamakan demokrasi dengan equality. Tocqueville melihat bahwa munculnya revolusi industri terjadi karena komersialisasi, industrialisasi dan urbanisasi. Semua ini merupakan sebuah proses besar yang berujung pada merebaknya persamaan. Dengan adanya industrialisasi, komersialisasi dan urbanisasi, bangunan feodalisme dan komunalis yang sudah lama ada runtuh. Manusia menjadi independen dan otonom. Hal ini juga ditulis oleh Kant satu abad sebelumnya. Inilah yang disebut arus persamaan umat manusia yang terjadi di Inggris, Prancis dan Amerika. Namun hanya di Amerika arus ini membawa pada sebuah demokrasi liberal. Arus ini di Prancis membawa pada otokrasi, sedangkan di Inggris belum ada demokrasi liberal yang dilihat oleh Tocqueville karena di Inggris monarki masih kuat. Mengapa demokrasi liberal terjadi hanya di Amerika? Karena Tocqueville melihat persamaan atau kesetaraan (equality).
Menurut Tocqueville ada dua gejala yang selalu mengiringi persamaan itu. Dalam aristokrasi selalu ada penguasa, ada yang dikuasi dan ada yang menguasai. Kalau hal ini hilang karena persamaan, apa yang terjadi? Bukannya didalam masyarakat selalu harus ada yang mengatur, karena tidak mungkin terjadi interaksi antarindividu. Politik memang sudah ada sejak awal sejarah, organisasi yang menguasai selalu ada terlepas apapun namanya. Mengapa di dalam politik orang tunduk pada peraturan yang dibuat oleh orang lain? Kalau aristokrasi tidak ada dan individu semua sama, apa yang akan terjadi? Menurut Tocqueville ada dua kemungkinan yaitu pertama munculnya negara modern yang absolut dengan tirani mayoritas dan kalau Ini tidak terjadi maka yang ada adalah anarki individu. Bagi Tocqueville industrialisasi, komersialisasi dan urbanisasi merupakan arus sejarah yang tidak bisa ditolak bahkan hal ini baik dan perlu.
Analisa Tocqueville, kekuasaan seorang raja bersifat fisik, namun tidak memaksakan kemauan-kemauan atau keinginan-keinginan, tetapi justru inilah yang terjadi dalam “kekuasaan mayoritas” di Amerika. Dimana dia memiliki kekuasaan fisik dan moralitas, mempengaruhi kehendak dan tindakan, menekan bukan hanya perlawanan melainkan perbedaan pendapat. Dengan kata lain, tirani pada monarki lebih membatasi kebebasan fisik bukan jiwa, sebaliknya tirani pada mayoritas membebaskan fisik tetapi membatasi kebebasan jiwa.
Permasalahan munculnya kecenderungan tirani mayoritas menjadi penyebab pemecahan internal dari bangsa Amerika yaitu dengan penguatan sistem federasi. Negara-negara bagian dan pemerintah lokal diberi wewenang yang lebih luas dibanding pemerintah pusat. Dengan demikian terjadilah keseimbangan dimana aspirasi negara melalui pemerintah pusat dapat dilaksanakan dan aspirasi masyarakat melalui pemerintah lokal juga diakomodasi. Sistem federal ini sangat cocok diterapkan di Amerika. Namun, belum tentu cocok bagi negara-negara lain.
Setelah membahas tentang sosiologi modern seperti itu, Tocqueville ke dalam politik, dia menjelaskan demokrasi di Amerika. Dia mengatakan bahwa di Amerika juga terjadi gejala yang sama. Tapi di Amerika demokrasi menjadi kuat dan liberal karena ada beberapa faktor.
Menurut dia ada tiga faktor yang mengurangi dampak negatif dari persamaan yaitu: “satu kondisi geografis, Amerika merupakan benua baru yang memiliki lahan yang luas, sehingga tidak perlu memikirkan adanya ekspansi, baik negara sendiri atau negara asing, yang berakibat perang besar. Dua, karena ketiadaan perang, negara sentralis tidak dibutuhkan. Sebaliknya negara desentralis (federalisme) berkembang. Konsekuensi dari federalisme adalah keputusan penting dapat dibuat ditingkat local, tumbuhnya partisipasi public yang terlihat dari berbagai aktivitas sosial, politi dan keagamaan. Tiga, kebudayaan dan juga adat istiadat lokal menjadi sumber motivasi. Konsekuensi logis dari sejarah Panjang migrasi ke Amerika yang berasal dari bahasa yang relative sama, berimigrasi dari negeri yang relative sama dan dengan agama yang sama adalah mendorong individu untuk bekerja keras, disiplin membangun solidaritas dan mandiri. Ketiga hal inilah yang melemahkan dampak negative dari kesetaraan yang dihasilkan oleh demokrasi.
Penulis : lala & Rifki
Komentar
Posting Komentar